Wednesday 7 December 2011

Meniti Kasih: How to memorize the Quran

Meniti Kasih: How to memorize the Quran:

I am fascinated with such an amazing website. A guy dedicates himself to teach others Quranic Arabic to master and understand Quran for FREE. He gives so many tips, shares it on his blog and hoping that he could achieve his goal this year that 1000 muslims can learned Quranic Arabic.

But this time I wanted to share tips he wrotes on the blog about how to memorize quran easily. For students, this is really helpful. For those who has joined the workforce, we could still find our ways to follow the tips well.

This hifz technique was taught by the Algerian Shaykh Zakariya al-Siddiqi who teaches at the Institute of Human Sciences in France and is one of the foremost scholars of Quran today.

He memorised it by the age of 9 and dedicated his life to studying and teaching it, and he once told us the story of one of his friends. His friend was an engineering student, who was a ’Fresher’ about to embark on a 5 year degree. Let’s call him Ahmed…

Ahmed was an intelligent student who followed one of the oft-forgotten Sunnah’s of Success…

Quran Memorization Tip 1: Wake Up Early

He woke up earlier than most people. In fact, he woke up on time to get to the Mosque to pray Fajr every day. When he got home from the mosque, instead of busying himself with the internet or watching television, he spent the first few minutes of each day memorising the Quran.

Quran Memorization Tip 2: Each Day Memorise Less Than You Think You Can

Ahmed made a firm commitment to memorise the Quran, but instead of rushing in and trying to memorise one or two pages each day (like his friends who gave up before long), he confined himself to learning 5 lines per day.

This worked out to be about 20-30 minutes per day for him.

Quran Memorization Tip 3: Get Familiar First

In order to overcome the initial unfamiliarity with the new verses, he spent the first few minutes each day actually writing out the 5 lines of that day onto a small sheet of paper.

He spent the next few minutes reciting them over and over, and then attempted to memorise them.

Quran Memorization Tip 4: Keep Today’s Verses Close At Hand

As Ahmed went about his day, he often found that he had a few chunks of time – several minutes each. During these times, such as waiting for the bus, or waiting for a teacher to turn up to a class, Ahmed would try to remember the 5 lines from that morning.

To aid his memory, he kept the sheet that he wrote out that morning folded in his pocket, and would pull it out if he was struggling.

Quran Memorization Tip 5: Use What You Memorise In Every Single Salah

To further support his memory, every prayer he prayed that day, he would recite the same 5 verses of Quran that he learned that morning. In each aka’, he would alternate between the 5 lines from that day, and the 5-10 lines he learned the previous days. And remember…

Quran Memorization Tip 6: Keep Track Of Your Goal

With the Uthmani script of the Quran, there are exactly 15 lines per page. So, by the end of the week, Ahmed had not only memorised 2 whole pages of the Quran, but he had written them out in full, too… a very blessed act if ever there was one.

Quran Memorization Tip 7: Perfect Your Tajweed As You Go

On the weekend, Ahmed would visit a local scholar of Quran recitation, and would revise with him the 2 pages he had just memorised, and have a go at the 2 pages he would be working on the following week. This way, he was certain to learn the Quran with accurate tajweed and beautiful recitation.

There was one other secret to Ahmed’s success.

The Spiritual Secrets Of Successful Memorisation…

Once a week, on a weekend evening (usually on a Friday night), Ahmed would wake up in the middle of the night, and pray Tahajjud. During his special Tahajjud prayer, Ahmed would recite the whole two pages he had learned that week, and consolidate them.

At this point, the Shaykh mentioned that perhaps one of the reasons so few people manage to wake up and do this special prayer, which is highly recommended by the Quran and by our beloved Prophet (saw), is that we don’t have anything to recite.

We have so little Quran memorised that there’s no fun or enjoyment in the challenge of waking up for Tahajjud, and we often find even the fard prayers a ’chore’ instead of a pleasure.

The Results…

You can imagine Ahmed’s excitement and feeling of achievement and success 3 months after he started, when he had memorised the entire 1st Juz!

It’s not just the feeling of success and empowerment that the Quran gave him, but also the deep connection with Allah (SWT) he felt every single day.

You can only imagine how proud he must have felt of himself, when upon graduation Ahmed not only received a 1st class degree in engineering (he was 3rd in his class), but he had also officially memorised the entire Quran. He was a hafidh.

Shaykh Zakariya pointed out a final lesson from this blessed brother.

The biggest achievement he made was not to memorise the Quran. The biggest achievement he made was to be deeply connected with the Quran every single day for 5 years.

That connection with Allah (SWT) is what made Ahmed so special. That deep link with the Creator is what keeps life in perspective and is what helped Ahmed to keep on track with the little weekly targets he set for himself.

One can only imagine what happened to Ahmed’s levels of personal fulfilment, Iman and taqwa, as he went back every single day to develop this ritual of ihsan (spiritual excellence). Each day he woke up for Fajr and wrote out another 5 lines of Quran, his self-esteem and self-confidence soared…

“Can the reward for excellence be anything other than excellence?” Surah Rahman (55: 60)

Wednesday 24 August 2011

Apabila udara jahiliyyah ..


Bila udara jahiliyyah biasa kita hirup…

Kita melihat hari ini pelbagai masalah melanda manusia. Ramai yang menyuarakan kerisauan atas sikap dan keadaan pemuda pemudi, tidak kurang juga yang memperkatakan perihal peningkatan jenayah yang menggusarkan pada hari ini, malah ada juga yang menyuarakan ketidak senangan melihat pergolakan demi pergolakan yang berlaku sekarang.
Semua bergerak dalam satu dunia. Itulahdunia yang kita duduki. Semua berkongsi satu udara. Itulah udara yang kita hirupi. Dan hari ini, udara yang kita hirup sudah tercemar dengan jahiliyyah. Jahiliyyah inilah yang merosakkan hati manusia sedikit demi sedikit, sedikit demi sedikit, sehingga tiada lagi di hatinya rasa keadilan, rasa hendak kembali mengasah keimanan, rasa hendak berbuat kebaikan dan sebagainya.
Perasan atau tidak, apabila saban hari kita ditubi dengan berita-berita kerosakan dan keruntuhan suasana dunia hari ini, setelah hari demi hari berlalu kita menghirup dalam udara yang tercemar ini, kita akan melihat keadaan ini sebagai biasa.

Bila melihat dua pasangan bercengkerama di taman rekreasi, hati kita tidak timbul rasa benci, yang timbul adalah,
“ Biasalah tu…”
Bila kita melihat adegan seks dalam cerita hollywood, kita tidak bertindak pantas membencinya, tetapi kita akan kata,
“ Alah, biasalah ni, hollywood”
Apatah lagi bila kita melihat perempuan yang berbaju ketat, lelaki yang bersubang, perokok, peminum arak, penagih dadah, pengorat perempuan jalanan, rasuah, taktik keji dan 1001 macam lagi kerosakan yang biasa kita dengari, dan sudah mali di dalam masyarakat.
Kita akan kata, “ Biasalah itu…”
Kata-kata ini tanda sensitiviti hati kita telah terhakis dek udara yang tercemar. Kalau di dalam sains kita ada belajar teori luluhawa, maka suasana hari ini adalah satu luluhawa, yang merosakkan hati kita secara senyap, dalam satu jangka masa yang lama.
Saat inilah kita perlu bangkit, jika karat pagar kita hilangkan dengan kertas pasir, kemudian kita cat semula menjadi cantik, maka karat di hati kita akibat udara jahiliyyah ini perlu kita kikis dengan Al-Quran dan mengingati pertemuan dengan ALLAH, seterusnya kita cat, hiaskan dengan cantik menggunakan akhlak rabbani dari sunnah Rasulullah. Sabda baginda,
“ Hati itu akan berkarat sebagaimana karatnya besi, sahabat-sahabat pun bertanya, maka apakah cara untuk memulihkannya? Rasulullah SAW menjawab, membaca Al-Quran dan mengingati mati”
Kerosakan hati tidak akan membawa kepada kebaikan. Kerosakan hati hanya membawa kepada kecelakaan.
Kita sorot kembali kegemilangan ISLAM. Siapakah yang menerajui hari-hari kegemilangan ISLAM? Siapakah yang merintis kegemilangan ISLAM? Bukankah Rasulullah dan para sahabat assabiquunal Awwaluun? Bukankah manusia-manusia yang bersih hatinya seperti Umar Abdul Aziz?
Kita lihat pula bagaimana kegemilangan ini runtuh. Bilakah kegemilangan ini runtuh? Apabila hati-hati manusia sudah lupa kepada ALLAH, dan meninggalkan segala ajaranNya, apabila hati-hati sudah kotor dan melupakan keutamaan sistemNya, apabila hati-hati sudah tercedera, dan melupakan segala tunjuk ajar utusanNya. Ya, ketika hati ummah rosak, dan ketika itulah ummah gemilang ini jatuh terungkur di bawah tikaman kehinaan.
Hari ini apa yang tinggal untuk ummat ISLAM? Hanya masjid-masjid yang menjadi museum tarikan pelancong, hanya negara-negara yang tiada kekuatan untuk bersatu. Hanya bilangan yang ramai tetapi ibarat buih yang hancur bila dijentik. Sabda baginda,
“ Satu hari nanti, kamu akan dikerumuni oleh musuh-musuh kamu sebagaimana orang lapar menggerumuni makanan. Sahabat-sahabat bertanya, Apakah kami sedikit ketika itu ya Rasulullah? Tidak, bahkan kamu ramai. Tetapi kamu ibarat buih di lautan. Kerana kamu sudah terkena penyakit WAHN. Sahabat bertanya lagi, Apakah WAHN itu ya Rasulullah? Rasulullah menjawab, Cinta dunia dan takut mati”
Bila hati sudah rosak, maka tiada lagi sensitiviti dan kepekaan dalam melaksanakan ajaran ALLAH. Jangan kata hendak bangunkan negara ISLAM, jangan kata hendak menjalankan hukum hakam ALLAH dalam negara, sedangkan hati itu tidak kita kembalikan kepada ALLAH dalam keadaan sempurna.
Hendak cemerlang? Hendak menjadi yang terhebat? Maka tundukkanlah hati kepada ALLAH. ALLAH lah pemilik segala kehebatan, dan DIA sahajalah yang mampu memberikan kehebatan itu kepada kita.
Mari, jika dalam keadaan pencemaran udara hari ini kita lakukan projek rumah hijau untuk menjaga tanaman, tumbuhan dari terus pupus, sekaligus menjadi sumber O2 kita, maka kita sepatutnya pergi mencari satu proses yang boleh kita jadikan sebagai ‘rumah hijau’ kita. Di dalam ‘rumah hijau’, udaranya berbeza dari udara yang telah tercemar. Udaranya segar, khas untuk pembenihan, pertumbuhan, dan pengeluaran manusia-manusia yang mempunyai hati yang sensitif, sekaligus menjad ‘O2’ yang menghidupkan ummah. Kita menjadi apa yang Sheikh Mustapha Masyur katakan,
“ Perbaiki diri kamu, dan ajak orang lain”
Kita sepatutnya membina ‘rumah-rumah hijau’ ini dalam kehidupan kita.
Dan sebenarnya ‘rumah-rumah hijau’ ini ada dan wujud jika kita benar-benar mencarinya.
Dalam serabut kemasyarakatan, dalam keadaan hati yang sudah semakin ditumpulkan, kita mencari jalan untuk kembali membangunkan hukum-hukum ALLAH dalam hati dan jiwa kita. Jika tidak mahu berfikir fasal ummah, tidak mengapa. Tetapi fikirlah fasal diri sendiri. ALLAH menanti kita di akhirat nanti untuk bertanya apakah yang telah kita lakukan dengan nyawa, ruh dan jasad yang telah dipinjamkanNya kepada kita. Siapakah yang selamat pada hari perhitungan itu? ALLAH berfirman,
“ Hari yang tidak berguna harta dan anak pina, kecuali mereka yang datang kepada ALLAH dengan hati yang sempurna”
Wahai manusia, wahai diri saya, takutlah kita kepada ALLAH, asahlah kembali hati-hati kita, dan marilah kita kembali kepadaNya dengan hati yang segar dan sempurna.
sedut dari sini

Wednesday 17 August 2011

pernikahan itu ..



“Berbicara mengenai visi pernikahan, visi pernikahan itu adalah visi da'wah. Sehingga apabila visi pernikahan telah menjadi visi da'wah, apapun masalah yang tengah dihadapi oleh keluarga kita, masalah itu tidaklah terlalu besar bila dibandingkan dengan masalah umat. Maka keluarga itu tidak akan memperumit masalah-masalah kecil.” 



itulah cara manusia hebat memandang sebuah pernikahan. hidupnya untuk ummah, maka perkahwinannya juga untuk ummah! tiada masa untuk melayan sebuah tangisan saat berpisah dengan zauj, saat berjauhan inshaallah. kata2 inilah jua yg menjadi motivasi untuk kita, para akhawat muda setahun jagung yang baru bertatih di jalan ini. tidak mustahil untuk kita memahami perkara ini sebagaima ia difahami oleh generasi qudama' yg telah menunjukkan caranya.. subhanallah!! jom kia berusaha!! 
  
soal wartawan lagi... pada dia, sebuah figuritas hebat, ustazah Yoyoh Yusrah





“Bagaimana dengan menunda pernikahan?”

“Ternyata apabila menunda pernikahan, maka akan menunda kelahiran dan kebangkitan umat, menunda pernikahan akan menghambat pertumbuhan atau penambahan umat-umat yang berkualitas. Bukankah Rasul senang dengan umat yang banyak dan berkualitas. Dan bukankah kita rindu dengan lahirnya kembali kepemimpinan Islam dan Islam menjadi soko guru seluruh alam ?”


lantas tiada masa sebenarnya untuk kita masih berpangku tangan, membelek album2 walimah dan melayan pertanyaan2 'eh hang honeymoon katne eh?'.. =p sebabnya, tiada istilah honeymoon dlm kehidupan perkahwinanku..ke canne? 




yuk berusaha!!! inilah figur hebat yg telah menununjukkan cara (ibarat kata saiyid Qutb- kita adalah golongan yang bersenambung dengan golongan mulia yang memahami tuntutan dakwah, merasai setiap mehnah. melihat mereka, kita sudah dapat mnegagak akan buah ujian yang bakal kita terima kelak- bahawa mereka yg melalui jalan ini akan melihat 'future'nye, kerna jalan ini merupakan sunnatullah bagi yang mengikutinya) 


hanya yang merasai kemanisan chupa chups boleh menceritakan bestnye apabila dapat mengulumnya sehingga habis. begitulah tarbiyah dan sunnatullah jalan ini... hanya mereka yang bergelumang dengannya yang akan benar2 memahami sisi-sisinya.. berusaha yuk!!  




jom tingkatkan amal kita!!! demi mardhatillah!!!

sedut di sini

Jahilnya kita kalau ..


gilalah kita kalau tak Nampak kebesaran Allah
kasih sayang Dia
kelembutan Dia
sebab semuanya trang tang tang depan kita
tak ke?

but I have to say, that it need courage to admit that all of them exist
you have got to rendahkan ego dan akui kesalahan
kamu kena tunduk, meletakkan nafsu dan kehendak di belakang perintah Dia

bukan tak ramai yang sedar akan hakikat ni
ramai je
bahkan ramai sangat yang diberi peluang utk merasai limpahan nikmat di dunia,
walau bekas sipi je
tapi sebab kepatuhan kita pada Tuhan nan satu adalah battle yang takkan berakhir
it is a battle!

ego, nafsu, jahiliah akan sentiasa merobek hati supaya hancur
menjadi sampah syurga
dan hanya layak jadikan sajian neraka
kalau kita nak menang
akhirat terutamanya, then comes dunia
kita kena hadapi most wars, battles that lies within ourselves
seriously!

i know it isn’t that easy
cakap senang lah, tapi nak buat?
but as a friend of akhirat, I say this to you
survive please!
my self tak terlepas dari terjebak dari battle ni
but aint people rasakan kemanisannye?
it is so sweet, kan?

the moment you fall, and you regain strength to rise
you will feel the abundance sweetness,
of Allah’s pleasure that you win : )

you gotta to feel that
but you know what, the ultimate sweetness is,
the sweetness of HEAVEN

oh
betapa hati ini sangat kerinduan untuk ke sana
untuk menatap wajah kekasih
it is all the price you are paying here,
all of them is because you want to go there, see Him.

May Allah give me, give us strength untuk terus mujahadah di jalan ini
sebab jalan ini, no doubt susah sekali
hingga air mata terperah dari kelopaknya
hingga keringat tersembur dari liangnya

Allahu Rahman, Rahim, Muhaimim, Jabbar, Muttakabbir,
perkenankanlah!!

sedut dari sini

22 tanda iman lemah

Ada beberapa tanda-tanda yang menunjukkan iman sedang lemah.

Setidaknya ada 22 tanda yang dijabarkan dalam artikel ini.

Tanda-tanda tersebut adalah:

1. Ketika Anda sedang melakukan kedurhakaan atau dosa. Hati-hatilah! Sebab, perbuatan dosa jika dilakukan berkali-kali akan menjadi kebiasaan. Jika sudah menjadi kebiasaan, maka segala keburukan dosa akan hilang dari penglihatan Anda. Akibatnya, Anda akan berani melakukan perbuatan durhaka dan dosa secara terang-terangan. 

Ketahuilah, Rasululllah saw. pernah berkata, "Setiap umatku mendapatkan perindungan afiat kecuali orang-orang yang terang-terangan. Dan,sesungguhnya termasuk perbuatan terang-terangan jika seseorang melakukan suatu perbuatan pada malam hari, kemudian dia berada pada pagi hari padahal Allah telah menutupinya, namun dia berkata, 'Hai fulan, tadimalam aku telah berbuat begini dan begini,' padahal sebelum itu Rabb-nyatelah menutupi, namun kemudian dia menyibak sendiri apa yang telah ditutupi Allah dari dirinya." (Bukhari, 10/486)

Rasulullah saw. bersabda, "Tidak ada pezina yang di saat berzina dalam keadaan beriman. Tidak ada pencuri yang di saat mencuri dalam keadaan beriman. Begitu pula tidak ada peminum arak di saat meminum dalam keadaan beriman." (Bukhari, hadits nomor 2295 dan Muslim, hadits nomor86)

2. Ketika hati Anda terasa begitu keras dan kaku. Sampai-sampai menyaksikan orang mati terkujur kaku pun tidak bisa menasihati dan memperlunak hati Anda. Bahkan, ketika ikut mengangkat si mayit dan menguruknya dengan tanah. Hati-hatilah! Jangan sampai Anda masuk ke dalam ayat ini,
"Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi." (Al-Baqarah:74)

3. Ketika Anda tidak tekun dalam beribadah. Tidak khusyuk dalam shalat. Tidak menyimak dalam membaca Al-Qur'an. Melamun dalam doa. Semua dilakukan sebagai rutinitas dan refleksi hafal karena kebiasaan saja.Tidak berkonsentrasi sama sekali. Beribadah tanpa ruh. Ketahuilah!
Rasulullah saw. berkata, "Tidak akan diterima doa dari hati yang lalai dan main-main." (Tirmidzi, hadits nomor 3479)4. 
Ketika Anda terasa malas untuk melakukan ketaatan dan ibadah. Bahkan, meremehkannya. Tidak memperhatikan shalat di awal waktu. Mengerjakan shalat ketika injury time, waktu shalat sudah mau habis. Menunda-nunda pergi haji padahal kesehatan, waktu, dan biaya ada. Menunda-nunda pergi shalat Jum'at dan lebih suka barisan shalat yangpaling belakang. Waspadalah jika Anda berprinsip, datang paling belakangan, pulang paling duluan. Ketahuilah,
Rasulullah saw. bersabda,"Masih ada saja segolongan orang yang menunda-nunda mengikuti shaff pertama, sehingga Allah pun menunda keberadaan mereka di dalam neraka."(Abu Daud, hadits nomor 679)
Allah swt. menyebut sifat malas seperti itu sebagai sifat orang-orang munafik. "Dan, apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas."Jadi, hati-hatilah jika Anda merasa malas melakukan ibadah-ibadah rawatib, tidak antusias melakukan shalat malam, tidak bersegera ke masjid ketika mendengar panggilan azan, enggan mengerjakan shalat dhuha dan shalat nafilah lainnya, atau mengentar-entarkan utang puasa Ramadhan.

5. Ketika hati Anda tidak merasa lapang. Dada terasa sesak, perangai berubah, merasa sumpek dengan tingkah laku orang di sekitar Anda. Suka memperkarakan hal-hal kecil lagi remeh-temeh. Ketahuilah,
Rasulullah saw. berkata, "Iman itu adalah kesabaran dan kelapangan hati."(As-Silsilah Ash-Shahihah, nomor 554)
6. Ketika Anda tidak tersentuh oleh kandungan ayat-ayat Al-Qur'an. Tidak bergembira ayat-ayat yang berisi janji-janji Allah. Tidak takut dengan ayat-ayat ancaman. Tidak sigap kala mendengar ayat-ayat perintah. Biasa saja saat membaca ayat-ayat pensifatan kiamat dan neraka. Hati-hatilah, jika Anda merasa bosan dan malas untuk mendengarkan atau membacaAl-Qur'an. Jangan sampai Anda membuka mushhaf, tapi di saat yang samamelalaikan isinya. Ketahuilah,
Allah swt. berfirman, "Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya),dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal." (Al-Anfal:2)
7. Ketika Anda melalaikan Allah dalam hal berdzikir dan berdoa kepada-Nya. Sehingga Anda merasa berdzikir adalah pekerjaan yang paling berat. Jika mengangkat tangan untuk berdoa, secepat itu pula Andamenangkupkan tangan dan menyudahinya. Hati-hatilah! Jika hal ini telah menjadi karakter Anda. Sebab, Allah telah mensifati orang-orang munafik dengan firman-Nya,
"Dan, mereka tidak menyebut Allah kecuali hanya sedikit sekali." (An-Nisa:142)
8. Ketika Anda tidak merasa marah ketika menyaksikan dengan mata kepala sendiri pelanggaran terhadap hal-hal yang diharamkan Allah. Ghirah Anda padam. Anggota tubuh Anda tidak tergerak untuk melakukan nahyi munkar. Bahkan, raut muka Anda pun tidak berubah sama sekali.Ketahuilah, Rasulullah saw. bersabda,
"Apabila dosa dikerjakan di bumi, maka orang yang menyaksikannya dan dia membencinya –dan kadang beliau mengucapkan: mengingkarinya–, maka dia seperti orang yang tidak menyaksikannya. Dan, siapa yang tidak menyaksikannya dan dia ridha terhadap dosa itu dan dia pun ridha kepadanya, maka dia seperti orang yang menyaksikannya." (Abu Daud, hadits nomor 4345).
Ingatlah, pesan Rasulullah saw. ini, "Barangsiapa di antara kalian yang melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mengubah kemungkaran itu dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka dengan lisannya. Kalau tidak sanggup,maka dengan hatinya, dan ini adalah selemah-lemahnya iman." (Bukhari,hadits nomor 903 dan Muslim, hadits nomor 70)
9. Ketika Anda gila hormat dan suka publikasi. Gila kedudukan, ngebet tampil sebagai pemimpin tanpa dibarengi kemampuan dan tanggung jawab. Suka menyuruh orang lain berdiri ketika dia datang, hanya untuk mengenyangkan jiwa yang sakit karena begitu gandrung diagung-agungkan orang. Narsis banget! Allah berfirman,
"Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri." (Luqman:18)
Nabi saw. pernah mendengar ada seseorang yang berlebihan dalam memuji orang lain. Beliau pun lalu bersabda kepada si pemuji,
"Sungguh engkau telah membinasakan dia atau memenggal punggungnya." (Bukhari, haditsnomor 2469, dan Muslim hadits nomor 5321) 
Hati-hatilah. Ingat pesan Rasulullah ini,
"Sesungguhnya kamu sekalian akan berhasrat mendapatkan kepemimpinan, dan hal itu akan menjadikan penyesalan pada hari kiamat. Maka alangkah baiknya yang pertama dan alangkah buruknya yang terakhir." (Bukhari, nomor 6729) 
"Jika kamu sekalian menghendaki, akan kukabarkan kepadamu tentang kepemimpinan dan apa kepemimpinan itu. Pada awalnya ia adalah cela, keduanya ia adalah penyesalan, dan ketiganya ia adalah azab hari kiamat, kecuali orang yang adil." (Shahihul Jami, 1420). 

Untuk orang yang tidak tahu malu seperti ini, perlu diingatkan sabda Rasulullah saw. yang berbunyi, "
Iman mempunyai tujuh puluh lebih, atau enam puluh lebih cabang. Yang paling utama adalah ucapan 'Laa ilaahaillallah', dan yang paling rendah adalah menghilangkan sesuatu yangmengganggu dari jalanan. Dan malu adalah salah satu cabang dari keimanan." (Bukhari, hadits nomor 8, dan Muslim, hadits nomor 50) 
"Maukah kalian kuberitahu siapa penghuni neraka?" tanya Rasulullah saw. Para sahabat menjawab, "Ya." Rasulullah saw. bersabda, "Yaitu setiap orang yang kasar, angkuh, dan sombong." (Bukhari, hadits 4537, dan Muslim, hadits nomor 5092)
10. Ketika Anda bakhil dan kikir. Ingatlah perkataan Rasulullah saw.ini,
"Sifat kikir dan iman tidak akan bersatu dalam hati seorang hamba selama-lamanya." (Shahihul Jami', 2678)
11. Ketika Anda mengatakan sesuatu yang tidak anda perbuat. Ingat, Allah swt. benci dengan perbuatan seperti itu.
"Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa yang tiada kamu perbuat." (Ash-Shaff:2-3)
Apakah Anda lupa dengan definisi iman? Iman itu adalah membenarkan dengan hati, diikrarkan dengan lisan, dan diamalkan dengan perbuatan. Jadi, harus konsisten.

12. Ketika Anda merasa gembira dan senang jika ada saudara sesama muslim mengalami kesusahan. Anda merasa sedih jika ada orang yang lebih unggul dari Anda dalam beberapa hal. Ingatlah! Kata Rasulullah saw,
"Tidak ada iri yang dibenarkan kecuali terhadap dua orang, yaitu terhadap orang yang Allah berikan harga, iamenghabiskannya dalam kebaikan; dan terhadap orang yang Allah berikan ilmu, ia memutuskan dengan ilmu itu dan mengajarkannya kepada orang lain." (Bukhari, hadits nomor 71 dan Muslim, hadits nomor 1352) 

Seseorang bertanya kepada Rasulullah saw.,
"Orang Islam yang manakah yang paling baik?" Rasulullah saw. menjawab, "Orang yang muslimin lain selamat dari lisan dan tangannya." (Bukhari, hadits nomor 9 dan Muslim,hadits nomor 57)
13. Ketika Anda menilai sesuatu dari dosa apa tidak, dan tidak mau melihat dari sisi makruh apa tidak. Akibatnya, Anda akan enteng melakukan hal-hal yang syubhat dan dimakruhkan agama. Hati-hatilah! Sebab, Rasulullah saw. pernah bersabda,
"Barangsiapa yang berada dalam syubhat, berarti dia berada dalam yang haram, seperti penggembala yang menggembalakan ternaknya di sekitar tanaman yang dilindungi yang dapat begitu mudah untuk merumput di dalamnya." (Muslim, hadits nomor 1599) 
Iman Anda pasti dalam keadaan lemah, jika Anda mengatakan, "Gak apa. Inikan cuma dosa kecil. Gak seperti dia yang melakukan dosa besar. Istighfar tiga kali juga hapus tuh dosa!" Jika sudah seperti ini, suatu ketika Anda pasti tidak akan ragu untuk benar-benar melakukan kemungkaran yang besar. Sebab, rem imannya sudah tidak pakem lagi.

14. Ketika Anda mencela hal yang makruf dan punya perhatian dengan kebaikan-kebaikan kecil. Ini pesan Rasulullah saw.,
"Jangan sekali-kali kamu mencela yang makruf sedikitpun, meski engkau menuangkan air diembermu ke dalam bejana seseorang yang hendak menimba air, dan meski engkau berbicara dengan saudarmu sedangkan wajahmu tampak berseri-seri kepadanya." (Silsilah Shahihah, nomor 1352) 
Ingatlah, surga bisa Anda dapat dengan amal yang kelihatan sepele! Rasulullah saw. bersabda, "
Barangsiapa yang menyingkirkan gangguan darij alan orang-orang muslim, maka ditetapkan satu kebaikan baginya, danbarangsiapa yang diterima satu kebaikan baginya, maka ia akan masuk surga." (Bukhari, hadits nomor 593)
15. Ketika Anda tidak mau memperhatikan urusan kaum muslimin dan tidak mau melibatkan diri dalam urusan-urusan mereka. Bahkan, untuk berdoa bagi keselamatan mereka pun tidak mau. Padahal seharusnya seorang mukmin seperti hadits Rasulullah ini,
"Sesungguhnya orang mukmin dari sebagian orang-orang yang memiliki iman adalah laksana kedudukan kepala dari bagian badan. Orang mukmin itu akan menderita karena keadaan orang-orang yang mempunyai iman sebagaimana jasad yang ikut menderita karena keadaan di kepala." (Silsilah Shahihah, nomor 1137)
16. Ketika Anda memutuskan tali persaudaraan dengan saudara Anda.
"Tidak selayaknya dua orang yang saling kasih mengasihi karean Allah Azza waJalla atau karena Islam, lalu keduanya dipisahkan oleh permulaan dosa yang dilakukan salah seorang di antara keduanya," begitu sabdaRasulullah saw. (Bukhari, hadits nomor 401)
17. Ketika Anda tidak tergugah rasa tanggung jawabnya untuk beramal demi kepentingan Islam. Tidak mau menyebarkan dan menolong agama Allah ini. Merasa cukup bahwa urusan dakwah itu adalah kewajiban para ulama. Padahal, Allah swt. berfirman,
"Hai orang-orang yang beriman, jadilah kalian penolong-penolong (agama) Allah." (Ash-Shaff:14)18. 
Ketika Anda merasa resah dan takut tertimpa musibah; atau mendapat problem yang berat. Lalu Anda tidak bisa bersikap sabar dan berhati tegar. Anda kalut. Tubuh Anda gemetar. Wajah pucat. Ada rasa ingin lari dari kenyataan. Ketahuilah, iman Anda sedang diuji Allah.
"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: Kami telah beriman, sedang mereka belum diuji." (Al-Ankabut:2)
Seharusnya seorang mukmin itu pribadi yang ajaib. Jiwanya stabil.
"Alangkah menakjubkannya kondisi orang yang beriman. Karena seluruh perkaranya adalah baik. Dan hal itu hanya terjadi bagi orang yang beriman, yaitu jika ia mendapatkan kesenangan maka ia bersyukur dan itumenjadi kebaikan baginya; dan jika ia tertimpa kesulitan dia pun bersabar, maka hal itu menjadi kebaikan baginya." (Muslim)
19. Ketika Anda senang berbantah-bantahan dan berdebat. Padahal, perbuatan itu bisa membuat hati Anda keras dan kaku.
"Tidaklah segolongan orang menjadi tersesat sesudah ada petunjuk yang mereka berada pada petunjuk itu, kecuali jika mereka suka berbantah-bantahan."(Shahihul Jami', nomor 5633)
20. Ketika Anda bergantung pada keduniaan, menyibukkan diri dengan urusan dunia, dan merasa tenang dengan dunia. Orientasi Anda tidak lagi kepada kampung akhirat, tapi pada tahta, harta, dan wanita. Ingatlah,
"Dunia itu penjara bagi orang yang beriman, dan dunia adalah surga bagi orang kafir." (Muslim)
21. Ketika Anda senang mengucapkan dan menggunakan bahasa yang digunakan orang-orang yang tidak mencirikan keimanan ada dalam hatinya. Sehingga, tidak ada kutipan nash atau ucapan bermakna semisal itu dalam ucapan Anda. Bukankah Allah swt. telah berfirman, "
Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: 'Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik(benar). Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia'."(Al-Israa':53)
Seperti inilah seharusnya sikap seorang yang beriman.
"Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling dari padanya dan mereka berkata: 'Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amalmu, kesejahteraan atas dirimu, kami tidak ingin bergaul dengan orang-orang jahil.'" (Al-Qashash:55) 
Nabi saw. bersabda, "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berkata yang baik atau diam." (Bukhari dan Muslim)
22. Ketika Anda berlebih-lebihan dalam masalah makan-minum, berpakaian, bertempat tinggal, dan berkendaraan. Gandrung pada kemewahan yang tidak perlu. Sementara, begitu banyak orang di sekeliling Anda sangat membutuhkan sedikit harta untuk menyambung hidup. Ingat, Allah swt. telah mengingatkan hal ini,
"Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan." (Al-A'raf:31). 
Bahkan, Allah swt.menyebut orang-orang yang berlebihan sebagai saudaranya setan. Karenaitu Allah memerintahkan kita untuk,
"Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang terdekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan, dan janganlah kamu menghambur-hamburkan(hartamu) secara boros." (Al-Isra':26) 
Rasulullah saw. bersabda, "Jauhilah hidup mewah, karena hamba-hamba Allah itu bukanlah orang-orang yang hidup mewah." (Al-SilsilahAl-Shahihah, nomor 353).

sedut dari sini