Tuesday 19 March 2013

part of tarbiyyah


Boleh saudari kongsikan sedikit tips belajar berkesan?
  1. Tidur awal dan bangun awal. Belajar diawal pagi lebih berkesan.
  2. Mempersiapkan diri sebelum hadir ke kelas. Selaklah buku dengan tajuk-tajuk yang akan diajar hari berkenaan supaya mendapat gambaran awal.
  3. Bertanya soalan dalam kelas jika mempunyai kemusykilan.
  4. Buat nota- mind mapping
  5. Jika study group, bincanglah dan jangan lakukan ianya seperti kelas. Buat perbentangan yang menarik seperti video supaya mudah difahami dan jelas.
  6. Aromaterapi sebagai perangsang minda.
  7. Optimumkan masa, belajar dalam bilik yang selesa.
  8. Fokus, gunakan meja dan kerusi bukan katil dan sebagainya.
  9. Hafal quran dapat menguatkan ingatan.
  10.  Faham sebelum hafal. Baca sebanyaknya dapat membantu.
  11. Jangan belajar mengikut mood.
Bagaimanakah saudari mengimbangkan antaran dakwah, tarbiyyah dan pelajaran?
Sebagai seorang da’ie dan pelajar, saya telah memperuntukkan waktu untuk semua pekara yang saya lakukan. Ketika sesi pelajaran dalam kelas, saya akan memberi tumpuan sepenuhnya. Selain waktu kelas, saya akan menyelesaikan pekara dan tugasan lain seperti ziarah mad’u, usrah, dan lain-lain. Pendapat saya tentang masa, kita perlulah mengisinya dengan sebaik-baiknya dan perlulah proaktif dalam mencari masa jika rasa kesuntukkan masa.

sedut dari sini

Tuesday 25 December 2012

stay steadfast



»»» Stay on the straight path of Islam
Saturday, February 6, 2010 2:58 PM
I was searching for advices online and I found this on a web. This advices were meant for Muslim students studying in the West. I thought it would be relevant to those who is or will be studying in JC or POLY. Specially for all of you, S509.

BE MINDFUL OF ALLAH SWT:-
- Excel in our observance of Allah SWT in all our dealings.
-Understand that He keeps watch over you, sees you and encompasses all that is of concern to you - wherever you are.
- He knows the treachery of your eyes and all that your heart conceals.
- Strive not to let Allah SWT see you, except that He is pleased with you.
- Do not be unmindful in your observance of Allah SWT otherwise Satan will infiltrate you and you will be overcome by the whispers of your whims and desires.
- Believe that whenever a heart is conscious of Allah's observance, it will never be approached by Satan.
- However, once it departs from Allah's awareness, evil will be attracted to it and it will be inhabited by whims and desires.
- So, consolidate your heart with the observance of Allah and in vigil seek refuge from your surroundings and do not be among the unmindful.

BE STEADFAST IN OBLIGATORY DUTIES:-
- Perform the obligatory duties which Allah has enjoined upon you, at their appointed times. No one draws nearer to Allah with anything more beloved to Him than performing the obligatory duties as stated in the hadith of al-Bukhari. Do not neglect them by relying on performing them at a later time, because you are busy with work or resorting to other excuses for justification. This is a deception of your own self and of your own whims.
- Spend whatever time you can in performing the sunna prayers. Increase your appeal for forgiveness and the praising of Allah SWT.
The Prophet (saw) advised Ali (ra) to continuously dampen his tongue in the remembrance of Allah. Do not abandon that path which leads you to duties and obedience.
- Increase your recitation of the Glorious Quran with understanding and deliberation. It is a healing for the soul and a comfort to the heart. Designate from it a portion to read at the beginning of the day and a portion to read at the end of it, hence the best beginning and the best end.

THE WORLD AND HEREAFTER:-
- In the delights of life and pleasures of the world, you will see that which inclines the heart, impresses the mind, attracts the eye and bewilders those whose spirits are weak. Be aware that in the sight of Allah SWT all these pleasures lead neither to honor nor virtue.
- So do not be amongst those who favor the worldly life over the Hereafter, or amongst those deceived by the outward appearance of things without considering their essence.
Avoid the worldly aspects of these people; do not let it take over your command and deceive you, if you are to be among the successors.


LEADING BY EXAMPLARY:-
- Calling the people through practical examples is far better than calling them through speech. It is far more fruitful and beneficial to use your commendable character, the perferction of yourself and your straight manner to defend and call them to your religion. Do not be apprehended by their stance, because Allah’s aid is with those who are sincere.
- Be positive and do not insult other people’s beliefs instead, elucidate (explain or clarify something) to them their innate goodness and reveal to them our beliefs. By doing so, you will have adequately (sufficiently)

promoted awareness and incentives.

Note: I edited the original one cause it contains sentences such as 'my dear brothers' etc. This was actually some sort of letter to the Muslim students studying in the West by Hassan alBanna.
Labels:

10 things we waste

»»» Ten things we waste
Friday, February 12, 2010 5:23 PM
TEN THINGS WE WASTE:-
(taken from a lesson of Ibn Qayyim al-Jawziyyah)

Our Knowledge: Wasted by not taking action with it.

Our Actions: Wasted by committing them with out sincerity.

Our Wealth: Wasted by using on things that will not bring us benefit. We waste our money, our status, our authority, on things which have no benefit in this life or in akhirah.

Our Hearts: Wasted because they are empty from the love of Allah, and the feeling of longing to go to Him, and a feeling of peace and contentment. In it's place, our hearts are filled with something or someone else.

Our Bodies: Wasted because we don't use them in ibadah and service of Allah

Our Love: Our emotional love is misdirected, not towards Allah, but towards something/someone else.

Our Time: Wasted, not used properly, to compensate for that which has passed, by doing what is righteous to make up for past deeds

Our Intellect: Wasted on things that are not beneficial, that are useless to society and the individual, not in contemplation or reflection.

Our Service: Wasted in service of someone who will not bring us closer to Allah, or benefit in this life.

Our Dhikr: Wasted, because it does not effect us or our hearts.



http://ubanhair.blogspot.ca/2010_02_01_archive.html

Wednesday 5 December 2012

impian kita besar!

Impian kita amat besar. 
Kita mahu menakluk dunia ini dengan Islam
Kita mahu junjung Islam ini agar berdiri memerintah negara kita.

Dengan itu, kita harus lepaskan kesenangan dan kerehatan kita, menuju perjuangan tanpa hentinya.
Kata Imam Ibnu Daqiq:
‘ Mahu tak mahu tubuh kita harus bersusah payah demi berkhidmat pada tugas dan kewajipan.’

Moga kita semua tetap istiqamah di atas jalan ini. Selamanya hingga ke syurga insyaallah

Ukhtikum fillah
Muharikah
Gombak

http://muharikah.com/memaknai-jalan-dakwah-ini/

memaknai jalan ini



http://muharikah.com/memaknai-jalan-dakwah-ini/


Buat adik2 yang amat kucintai yang masih belajar di luar negara,
Bumi malaysia adalah bumi yang amat berbeza dari bumi yang pernah kita kenali dahulu.

Ianya bumi kehidupan sebenar. Ia mempunyai hakikat perjuangan sebenar.
U will struggle in this battle. DEfinitely.

Kalau bukan dari keluarga, kerja, kalau bukan dari kerja, dakwah, kalau bukan dakwah, peribadi.
Period of adjustment adalah period paling mencabar.

DAn rata-rata antum adalah jurusan sains yang kerjanya amat mencabar di Malaysia.
And sadly, di Malaysia, tidak ada yang mengingatkan seperti kita di luar negara. Our family is not anymore our friends. It is our own family yang kita amat struggle utk bentuk bi’ahnya di rumah.

Maka kuatkanlah imanmu kepada Allah.

ikhlaskan niat kamu mengikuti jalan ini hanya kerana Dia. Bukan kerana ukhuwah. Bukan kerana takut ketinggalan.

Rasailah pergantunganmu hanya kepada Dia sahaja.

No matter how much you have others ( ikhwah dan akhwat) to help u, 
you actually have only Allah by your side.

Kehadiran mereka menceriakan hari -hari anda, tapi kekuatan anda,
 solely hanya datang dari Dia.

Ibnu Rejab pernah menyebut:
” BArangsiapa memelihara ketaatan kepada Allah di waktu mudah dan masa kuat, maka Allah akan memelihara kekuatannya di saat tua dan lemah. Ia akan tetap diberi kekuatan pendengaran, penglihatan dan kemampuan berfikir serta kekuatan akal.’.


Alangkah ruginya masa-masa yang berlalu tanpa kita mengenali dakwah.
Ilmu dan kemahuan yang kuat,
adalah rahsia izzah orang muslim
sekaligus kunci keberhasilan mereka mengungguli umat lain
- syair Md Ahmad Ismail al-Muqaddam


Jadilah orang berfikiran besar agar kamu tidak sibuk dengan perkara yang kecil
Berfikirlah siang dan malam bagaimana untuk menyelamatkan diri dan umat ini dari jahiliyah, agar waktu-waktu senggangmu tak dipenuhi dengan nilai yang kecil di sisi Allah dan manusia.

Gunakan waktu keemasan untuk menuntut ilmu secara berterusan tanpe henti. Dan di situ Allah akan temukan kamu dengan kemanisan.

Benar, hidup di malaysia amat hay-wire. Kita jadi hilang arah dan fokus.
Terkadang, perlu lama tafakur sebelum mengorak langkah agar tak tersasar.
DAn di situ, kita hanya ada Allah sebagai tempat bergantung.


Menyantuni mujahadah, merindui sakinah.

Saat rasa menyesal masih bertandang, namun sukar membuang rasa puas dan menyeronokkan. Bersyukurlah! Kita masih dalam kerangka mujahadah.

Teruslah menyantuni hati yang suci, ada kotoran yang sedang mengalir di lembah jiwa, ada racun yang sedang merebak, kita sangka itulah nikmat dan anugerah, kita sangka itulah jawapan istikharah, tapi itulah mujahadah yang semakin menebal yang menuntut hati yang cekal.

Langkah mujahadah langkah yang payah. Tetapi destinasinya sinar yang membahagiakan.

Sesuatu yang didapati dengan susah payah, lebih manis, mahal, berharga, beerti dari sesuatu yang mudah-mudah untuk mendapatkannya.

Sesuatu yang sukar untuk ditinggalkan, apabila berjaya menempuhnya, ia adalah tara iman dan kemanisannya yang semakin bertambah. Kualiti kehambaan, produk khalifah dan ketulusan hati dan ilmu yang tinggi.

Sempurnakanlah kehambaan dengan juang mujahadah ini. Kelak, jihad yang tinggi, agama yang perlu didaulati, dan kalimah ‘Allah’ yang perlu dirajai menuntut insan yang hatinya tabah. Dan berdoalah… agar kitalah orang itu.

Jangan memakaikan topeng halal kepada yang haram, atau ‘boleh’ kepada yang ‘tidak boleh’. Itu tanda mujahadah tidak ada makna lagi dalam diri. Hati sudah dihantui kegelapan, sudah terlalu rosak untuk diubati.

Ambillah masa untuk melihat perubahan itu. Berilah masa untuk melihat hakikat cinta Tuhan yang agung itu. Ajarlah hati untuk menyingkap rahsia hikmah Tuhan. Didiklah diri untuk menyantuni taubat, menyayanginya, membuatkan kita merindui untuk melakukannya berulang kali. Bukan kerana salah yang diulang-ulang, atau fasik yang datang, atau munafik yang merajai diri, tetapi kerana rindu merintih, cintakan pertemuan bersama-Nya.
.
Justeru, taubat dan pertemuan kasih dengan Tuhan ini, hendaknya dilakukan berkali-kali.


Kemana hilangnya Dia? Dia tidak kemana, cuma kita yang menghilangkan diri darinya. Hati kita yang kabur melihat-Nya. Sedangkan Dia sentiasa menunggu kita.

Setapak kita mendekat, sejengkal Dia datang.
Menyantuni mujahadah, merindui jannah sakinah.

sumber : http://hafizulfaiz.com/?p=562

Thursday 15 November 2012

1434H fasa berubah!

Dahulu….
Hijrah adalah satu perkara yang amat sukar. Berpindah ke dunia yang asing, yang  tidak mereka ketahui apakah yang bakal mereka temui di dunia baru itu.

Di waktu itu, Rasulullah bersama 300 lebih sahabatnya mengorak langkah, menuju Madinah, demi satu tujuan semata: menyelamatkan aqidah dan dakwah mereka.
Dari episod ini kita belajar sesuatu yang luar biasa sekali.

Hijrah kerana ALlah, akan mendapat ALlah.
Hirah kerana wanita, akan mendapat wanita.


Daripada Amirul Mukminin Abi Hafs ibn Khattab radhiallahu anhu katanya: Aku telah mendengar Rasulullah sallallahualaihi wa sallam bersabda: “Tiap-tiap amal harus disertai dengan niat. Balasan bagi setiap amal manusia, ialah pahala bagi apa yang diniatkannya. Maka barangsiapa (niat) hijrahnya kerana Allah dan RasulNya, baginya pahala hijrah kerana Allah dan RasulNya. Dan barangsiapa (niat) hijrahnya kerana dunia yang hendak diperolehinya atau kerana perempuan yang hendak dikahwininya, maka (pahala) hijrahnya sesuai dengan niatnya, untuk apa dia hijrah. – Riwayat Dua imam Muhaddisin

Rasulullah sendiri menunjukkan , sebuah hijrah itu, bukanlah sekadar ucapan.
Namun perbuatan.

Hijrah itu adlaah tindakan. Bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Berjaulah.Bermusafir. Bersusah payah menempuh perjalanan yang sukar.

Itulah hijrah.
Ianya buat.
Bukan cakap.

Bukan tulis atas papan putih atau kertas warna warni untuk kita tenung dan lihat.
Tetapi satu keazaman yang akhirnya mendatangkan tindakan.

Itulah tindakan perubahan.

Berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain.
Berpindah dari satu keadaan kepada keadaan yang lain.

Pada detik berharga hijrah pertama itu jugalah, umat Islam terawal itu melalui fasa baru dalam kehidupan mereka. Fasa perubahan . Fasa mereka harus berbuat sesuatu untuk menyelamatkan aqidah mereka.

Kamu rasa orang Makkah pernah ke keluar pindah negara lain?
Kamu rasa orang Makkah senang ke nak tinggalkan semua harta untuk pergi tempat yang dia tak tahu dan kenal pun?

Dan sebab itulah, apabila dikatakan hijrah, ia bukan satu kata-kata falsafah tahun baru yang asyik diulang-ulang saban tahun. Keazaman yang diperbarui di lidah tapi tak pernah tertahkik/ terpraktik pada amal. Bunga-bunga kata yang indah tapi kosong pada makna.

Kerana hijrah itu adalah satu lonjakan keimanan. Lonjakan untuk selamatkan iman dan hidayah yang Allah kurniakan. Lantaran itulah hijrah itu harus dilaksanakan.

Jika sepanjang tahun 1433 kita rasa futur, kita rasa tak perform, kita rasa banyak buat maksiat, semua benda haywire, maka 1434 adalah fasa untuk kita berubah.

Berhijrah hati dan fizikal.


Bukan berpindah sikap sahaja. Mungkin perlu berpindah negara, berpindah kerjaya,berpindah universiti, berpindah rumah.  Ya, kalau kondisi sebelum ini menurunkan iman dan menggoyahkan taqwa kita maka kita perlu berhijrah! Mungkin selama-lamanya . mungkin sebentar cuma.
Seperti mana yang Rasulullah tunjukkan. 10 tahun sahaja di Madinah membina empayar, membina kekuatan dan membina pembaharuan. Di saat iman sudah kental dan Islam sudah kebal, barulah kembalinya dia pada bumi asal.

Mungkin itulah yang harus kita lakukan. BErpindah sebentara dari tempat asal kita. Berhijrah untuk setahun dua, agar kembalinya kita dalam nafas segar, dan iman penuh kuat di dada. Agar di saat itu, kita boleh merubah keadaan di tempat asal kita.

Mungkin kita down di rumah kita sendiri, mahupun di uni, mahupun di tempat kerja. ataupun di kawasan dakwah kita, kita rasa down sebab suasana dakwah yang begitu merudum sekali.

Then what should we do?

Tidak dapat tidak, kita harus berhijrah. Bukan untuk selama-lamanya. Mungkin sehari dua. Mungkin sebulan dua. Mungkin bertahun2. Hanya supaya aqidah dan iman kita selamat. Supaya di saat kita kembali, kita dapaat lebih berkarya penuh makna.

Ini kerana hijrah itu membuka ufuk baru dan memberi cahaya kepada penglihatan hati dan perasaan.
Lihatlah kepada Nabi S.A.W. Sebuah kerajaan terbentuk selepas hijrah. Peluang -peluang dakwah baru lebih menggiurkan setelah hijrah. Kekayaan dan kekuasaan menjadi milik Islam setelah hijrah.
Begitu juga kita melihat ramai graduan kita yang belajar di luar negara menjadi lebih matang dan terbuka dengan Islam apabila berada di luar negara berbanding malaysia.

Dan kita melihat apabila jauhnya perjalanan seseorang itu, perspektifnya menjadi berbeza dan pandanganya penuh hikmah dan kematangan.

KErana hijrah, pasti membawa perubahan kepada diri dan cara pandang kita.

Hijrah itu, bukan pada slogan indah.
Ianya pada sebuah tindakan.

We have to progress and move from one stage to another. Kita perlu sentisa lebih baik dari satu keadaan dan keadaan yang lain.

Jangan berada di tempat statik anda.
Kerana hijrah itu, sudah menjadi satu keperluan.

Salam Maal Hijrah 1434. Moga membawa kebaikan yang lebih banyak pada tahun ini!
Ukhtikum
muharikah